Minggu, 18 Juli 2010

50 tahun Yubelium Injil Masuk Tanah Aplim Apom

Tanggal 15 Juni 2010 tepat 50 tahun lalu kabar suka cita, kabar keselamatan yang lebih dikenal dengan Injil masuk di Tanah AplimApom. Jika diibaratkan dengan seorang manusia,maka usia demikian merupakan usia yang amat matang. Usia dimana seseorang telah menghabiskan waktunya dengan berbagai keberhasilan tapi juga kegagalan. Pengalaman-pengalaman tersebut setidaknya memberikan pengalaman dan inspirasi yang tepat sehingga melangkah menuju pada kebaikan dan kemajuan.
Bagaimana dengan gereja Aplim Apom memmaknai dan melihat momen 50 tahun yubelium injil masuk negeri ini ? Sejauh mana kedewasaan orang kristiani di negeri leluhur aplim apom ? Tidak tanggung-tanggung, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Nuncio Leopoldo Girelli langsung hadir dan mempersembahkan misa syukur tersebut. Bagi kami orang Aplim Apom,kehadiran seorang utusan bapa suci Paus Benedictus XVI merupakan penghargaan dan suatu kehormatan yang tak ada tandingannya dan tak ternilai maknanya dalam hidup menggereja di wilayah ini. Alasan mendasarnya adalah bahwa untuk kehidupan menggereja ( Katolik ) yang belum berakar kuat di daerah ini, belumlah pantas jika seorang pelayan sabda yang tertinggi berkenan hadir dalam momen bersejarah itu.
Banyak hal telah diselenggarakan dalam rangka syukuran atas momen tersebut diantaranya dengan agape bersama Duta Besar yang sungguh meriah karena dihibur dengan tarian leluhur Aplim Apom. Euforia perayaan injil masuk tanah Aplim Apom masih terasa hingga kini. Semua bersyukur, sedih karena bahagia, ada yang tidak percaya ( seperti mimpi), bahkan ada yang menyerempet ke hal yang berbau politik. Semua ungkapan persaan itu mau menyatakan kepada kita bahwa suatu peristiwa besar, bersejarah dan bermakna dalam telah, sedang dan akan terjadi di bumi Aplim Apom. Sejarah mencatat gereja telah masuk di wilayah ini terlebih dahulu dan mengangkat insan-insan Aplim Apom dari lembah kebodohan dan keterbelakangan. Kita patut acungkan jempol kepada misionaris-misionaris perdana yang masuk menyatu,mendidik,membina,mengatur dan mengajar masyarakat polos aplim apom saat itu dan membangunya sehingga menjadi wajah manis seperti sekarang.
Peristiwa besar dan bermakna sekaligus bersejarah kembali digelar di tanah Aplim Apom tepatnya di kota Oksibil. Di kota ini, tanggal 25-28 Juni 2010, telah diselenggarakan Pertemuan Orang Muda Katolik ( OMK ) se Keuskupan Jayapura. Semua muda mudi KAtolik dari seluruh wilayah keuskupan Jayapura diutus mengikuti kegiatan tersebut. Lagi-lagi kegiatan keagamaan yang membawa nama baik tanah Aplim Apom telah diselenggarakan dengan baik dan sukses dibawah bimbingan petinggi gereja di keuskupan ini.
Pertanyaanya adalah sejauh mana kesiapan orang Aplim Apom asli itu sendiri dalam peran sertanya bagi perkembangan dan kehidupan menggereja kemarin, kini dan akan datang ? Adakah pengaruh positif dari kegiatan-kegiatan itu tertular dalam diri orang Aplim Apom? Fakta berbicara keterlibatan orang Aplim Apom dalam hidup menggereja rendah dan tipis bahkan tidak ada. Apa lagi jika kita berbicara soal panggilan hidup membiara,jauh,jauh dan amat jauh.....
Gereja ini milik siapa ? Pastor2, suster,diakon,frater atau katekis? Jika demikian ketika mereka tiada karena pindah atau meninggal bukan kah gereja mati di daerah ini ? Fenomena itu makin nampak dengan masuknya kue-kue pembangunan di wilayah Aplim Apom dengan lebel uang berbuntal-buntal.Jika dengan kegiatan gereja yang tanpa uang ? siapa yang mau dizaman sekarang? Pertanyaan ini berpulang kepada kita sebagai anak negeri Aplim Apom dalam menanggapi panggilan Allah. Dua kondisi yang kontradiktif, ada dilema disana. Namun apa sebenarnya kita cari didunia ini,harta duniawi atau harta surgawi ? keduanya saling terkait namun yang paling abadi adalah harta surgawi maka jangan pernah lupa mencari dan melakukan karya-karya agungNya sebagai jalan menuju kebahagiaan kekal kelak.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar